Postingan

Epilog Vol 1 Ura Gyaru-chan no Adobaisu wa 100-Pāsento Ataru. "Datte Kimi no Suki na Seijo-sama, watashi no Koto Dakara ne."

Gambar
  Epilog PoV Tsuchiya Bunta Aku ingin memperdalam hubunganku dengan sang gadis suci. Dan yang menantiku setelah memberanikan diri menyampaikan isi hatiku adalah── “Bagaimana kalau aku tukar deh, monster dewa milikmu dengan monster cupu milikku──si ‘Hadakadepa Bocah’?” “Itu tukarannya keterlaluan banget!?” Pagi hari, di kursi berdua kereta saat berangkat sekolah. Aku dan Urakawa-san sedang bermain game penangkap dan pelatih monster, yang biasa disebut Bakemon. Begitu tahu kalau monster hasil tangkapan bisa ditukar dengan teman, Urakawa-san menunjukkan senyum licik dan jadilah situasinya seperti sekarang. “Ya, aku tahu. Kamu pasti merasa tidak enak menerima Bakemon yang sudah aku rawat dengan penuh kasih sayang, kan?” “Kebalik, justru! ‘Hadakadepa Bocah’ itu monster yang muncul di awal banget permainan, kan!?” “Jadi, jangan khawatir. Ambil saja, pencuri.” “Berhentilah bersikap seolah-olah kamu dermawan!” “Ngomong cewek dermawan? Uwah, pelecehan nih. Kamu parah, Otaku-kun.” “Secara te...

Chapter 8 Vol 1 Ura Gyaru-chan no Adobaisu wa 100-Pāsento Ataru. "Datte Kimi no Suki na Seijo-sama, watashi no Koto Dakara ne."

Gambar
  Chapter 8 PoV Tsuchiya Bunta Sejak aku berkonsultasi dengan adikku, pergolakan batinku terus berlanjut. Apakah aku harus tetap menunggu pesan darinya seperti ini, atau seharusnya aku yang mengirim lebih dulu? Kalau begitu, apa yang harus kutulis? Meskipun aku terus diliputi kebimbangan, jarum jam tidak akan berhenti. Waktu terus berlalu dengan kejam, tanpa belas kasihan. Dan bukan hanya itu cobaan yang harus kuhadapi. Mungkin karena pikiranku yang lemah, berharap bahwa rasa bersalahku akan sedikit teralihkan jika aku bisa bertemu dengannya, kini aku justru tidak bisa bertemu lagi dengan sang gadis suci. Hari ini genap satu minggu sejak terakhir kali aku bertemu dengannya. Terus terang, ini benar-benar berat. Tidak perlu dikatakan lagi bahwa penderitaanku semakin dalam. Soalnya, aku punya kebanggaan tersendiri karena terpilih sebagai “sampel orang biasa” justru karena aku tidak mencampuri urusan pribadi orang lain—itu adalah contoh keberhasilan. Sikapku yang menjaga jarak dari ora...

Chapter 7 Vol 1 Ura Gyaru-chan no Adobaisu wa 100-Pāsento Ataru. "Datte Kimi no Suki na Seijo-sama, watashi no Koto Dakara ne."

Gambar
  Chapter 7 PoV Tsuchiya Bunta “Ugh… uuuuh…” Setelah selesai makan malam, aku duduk di ruang tamu sambil memikirkan sesuatu dengan serius. Sudah hampir dua jam sejak aku mulai menatap layar ponsel. Mengetik pesan lalu menghapusnya, terus-menerus. Soalnya, tujuan pengiriman pesan ini adalah— 【Sang gadis suci-nya Otaku-san】 Wah, silau banget! Tulisan ini… terlihat berkilau dan bersinar…! Rasanya seperti tingkatan SSS yang luar biasa! Siapa yang bisa membayangkan kalau kontak pertamaku yang kutukar adalah dengan sang gadis suci!? Bisa punya kontak dia saja sudah seperti hadiah luar biasa… tapi entah kenapa, rasanya berat banget. Rasanya seperti sedang disuruh membawa koper berisi lima miliar yen. Meskipun aku belum pernah mengalaminya, sih. Bagi sang gadis suci yang hanya setia pada Ura-chan, kontak denganku hanyalah sebatas penyampaian informasi—semacam cara untuk mengetahui apa yang aku bicarakan dengan Urakawa-san, tak lebih dari itu. Karena itu, aku merasa sebaiknya tidak menghubu...

Chapter 6 Vol 1 Ura Gyaru-chan no Adobaisu wa 100-Pāsento Ataru. "Datte Kimi no Suki na Seijo-sama, watashi no Koto Dakara ne."

Gambar
  Chapter 6 Pov Maid Salam sejahtera. Saya adalah pelayan pribadi Omotegawa Yui-sama. Silakan panggil saya “Maid-chan” saja dengan santai. Sekarang, izinkan saya melaporkan perkembangan terkini. Belakangan ini, perilaku nona muda mulai menunjukkan banyak keanehan. Misalnya soal pergi ke sekolah. Sering kali beliau mengubah penampilan seperti seragam dan gaya rambut saat berangkat dan pulang sekolah. Karena Omotegawa Group bergerak di bidang apparel, menyediakan ruang ganti khusus bukanlah hal yang sulit. Malah, itu hal yang sangat mudah dilakukan. Yang menjadi masalah adalah niat di baliknya. Apa tujuan sebenarnya? Setelah saya selidiki, ternyata beliau kerap berpura-pura menjadi orang lain di kendaraan antar-jemput demi bisa berbicara dengan murid laki-laki. Mengingat kedudukan beliau, awalnya saya mengira itu demi menyembunyikan identitas… namun──. “Aku pulang~. Maid-chan ada di rumah~?” Benar-benar seperti pepatah, baru saja dibicarakan, langsung muncul. Yui-sama telah pulang ke...